Demo Buruh Nasional: Tuntutan Kenaikan Upah dan Hapus Outsourcing

JAKARTA (detikgp.com) – Ribuan buruh turun ke jalan pada Kamis (28/8/2025) dalam aksi serentak yang digelar di berbagai kota besar. Mereka menuntut kenaikan upah minimum, penghapusan sistem outsourcing, serta mendesak DPR segera mengesahkan RUU Ketenagakerjaan dan RUU Perampasan Aset.

Sejak pagi, massa buruh di Jakarta berkumpul di depan Gedung TVRI lalu berjalan menuju DPR. Mereka membawa spanduk dan bendera serikat pekerja. Suasana kian ramai saat orasi bergema dari atas mobil komando, menyinggung ketimpangan antara kenaikan tunjangan DPR dan sulitnya buruh memenuhi kebutuhan hidup.

Di tengah kerumunan, banyak buruh yang hanya mampu makan dengan menu sederhana nasi, tempe, dan kangkung. Kondisi ini mencerminkan beratnya beban ekonomi yang mereka hadapi. Beberapa buruh perempuan mengaku lebih dari separuh gajinya habis untuk biaya sekolah anak, sementara kebutuhan lain harus ditutup dengan utang.

Aksi di Jakarta juga diikuti masyarakat sipil dari luar kota. Beberapa datang dengan biaya sendiri, menyuarakan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah dan DPR. Mereka menilai para pejabat lebih sibuk dengan fasilitas mewah ketimbang memperjuangkan nasib rakyat kecil.

Di daerah, aksi berlangsung di berbagai kota. Di Bandung, buruh menuntut kenaikan UMK hingga 10,5% dan pembentukan Satgas PHK. Di Semarang, massa menuding DPR hanya bekerja untuk kepentingan elite, bahkan menyerukan pembubaran lembaga tersebut.

Sementara di Medan, aksi berlangsung damai dengan tuntutan perumahan murah serta
kritik keras terhadap perilaku pejabat yang dinilai tidak pantas. Meski aksi di beberapa kota berjalan damai, di Jakarta terjadi ketegangan dengan aparat. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon untuk membubarkan massa yang berusaha merangsek ke gerbang DPR. Akibatnya, kericuhan meluas hingga ke kawasan Palmerah dan berdampak pada terhentinya sementara perjalanan KRL.

Aksi buruh kali ini menunjukkan gelombang ketidakpuasan yang semakin besar. Mereka menegaskan akan terus turun ke jalan hingga tuntutan dipenuhi. (Red./As)

Editor: Nurul Khairiyah

Anda mungkin juga berminat