JAKARTA (detikgp.com) – Siang hari di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, menghadirkan suasana yang berbeda dibandingkan pagi hari.
Pantauan detikgp.com pada Senin (11/8) sekitar pukul 14.00 WIB menunjukkan bahwa meskipun udara luar terasa panas menyengat, kondisi di dalam gedung—khususnya di Blok CTA—tetap nyaman berkat pendingin udara yang berfungsi optimal.
Para pembeli dan pedagang tampak sibuk bertransaksi di pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini, yang terkenal sebagai pusat distribusi kain dan pakaian dengan harga bersaing.
Jika pada pagi hari pengunjung didominasi oleh pedagang grosir dari luar kota yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali, maka di siang hari pengunjungnya lebih beragam. Mulai dari ibu rumah tangga yang mencari bahan pakaian, pembeli eceran yang membeli untuk keperluan pribadi, turis lokal yang berbelanja oleh-oleh, hingga wisatawan mancanegara yang berburu kain batik, kebaya, dan busana khas Tanah Abang.
Suara tawar-menawar, aroma khas kain baru, serta panggilan ramah para pedagang menjadi perpaduan yang membentuk atmosfer hidup di setiap sudut lorong pasar.
Ragam Barang dan Harga Bersaing
Produk yang ditawarkan di Pasar Tanah Abang sangat beragam. Pengunjung dapat menemukan kain meteran berbagai jenis seperti katun, sutra, dan brokat; busana muslim dengan desain terbaru; kebaya modern dan tradisional; sepatu; sandal; pakaian anak;
hingga aksesori seperti jilbab, tas, dan perhiasan imitasi. Harga yang ditawarkan pun kompetitif, dengan opsi pembelian secara grosir maupun eceran.
Sistem tawar-menawar masih menjadi budaya belanja yang melekat, memberi kesempatan pembeli mendapatkan harga terbaik sesuai kesepakatan.
Uda Wir (40), pedagang sepatu asal Pariaman, Sumatera Barat, yang berjualan di Blok CTA, mengungkapkan bahwa beberapa tahun terakhir daya beli masyarakat terasa menurun, sehingga transaksi penjualan pun ikut berkurang.
“Kalau barang yang diminta tidak tersedia saat pembeli datang, mereka biasanya menunjukkan contoh barang melalui gambar di HP. Saya siap mengantarkan langsung ke rumah pembeli, meski lokasinya di Tangerang atau Cikarang, asalkan harga cocok,” ujarnya sambil merapikan display sepatu di tokonya.
Bu Nurul (35), pemilik toko grosir sekaligus usaha konveksi, mengaku bertahan dengan metode penjualan konvensional tanpa berjualan secara daring. Menurutnya, pelanggan setianya lebih nyaman bertransaksi langsung.
Sebaliknya, Neng Diva, penjual kebaya, memanfaatkan strategi penjualan gabungan antara online dan offline untuk memperluas pasar dan meningkatkan omzet.
Bagi sebagian pembeli, waktu siang hari justru menjadi pilihan yang lebih nyaman. Bu Win (55), pengunjung asal Tangerang, sengaja datang pada siang hari.
“Kalau pagi lebih ramai dan padat. Siang lebih enak, walau panas di luar, di dalam tetap adem karena ada AC. Saya belanja pakaian Among Tamu untuk pernikahan anak perempuan saya,” tuturnya sambil membawa kantong belanjaan.
Beberapa pengunjung dari luar kota juga memanfaatkan waktu siang setelah menyelesaikan urusan lain di Jakarta. Ada pula wisatawan asal Malaysia yang langsung menuju toko langganan mereka tanpa berkeliling terlalu lama, menunjukkan hubungan jangka panjang antara pedagang dan pelanggan lintas negara.
Meski lalu lintas di sekitar pasar cenderung padat, akses transportasi umum terbilang mudah. Pengunjung dapat memilih bajaj, ojek online, bus TransJakarta, hingga kereta api untuk mencapai lokasi.
Bagi yang membawa kendaraan pribadi, tersedia area parkir di beberapa titik strategis. Petugas keamanan juga berjaga di sejumlah lokasi, memastikan kenyamanan dan keamanan pengunjung, terutama di pintu masuk, area parkir, dan lorong utama.
Sekitar pukul 15.30 WIB, beberapa pedagang mulai merapikan dagangan mereka. Namun, aktivitas bongkar muat barang di luar gedung tetap berlangsung, terutama di area distribusi barang grosir. Di lantai penjualan pakaian wanita dan perlengkapan anak, suasana masih cukup ramai karena momen tahun ajaran baru mendorong orang tua membeli perlengkapan sekolah anak.
Pasar Tanah Abang memang jarang sepi. Baik pagi maupun siang, daya tariknya tetap kuat berkat pilihan barang yang melimpah, harga yang kompetitif, serta kenyamanan berbelanja yang semakin meningkat, khususnya di beberapa blok seperti Blok CTA yang sudah dilengkapi fasilitas pendingin udara.
Dengan kombinasi tersebut, pasar ini terus menjadi destinasi belanja favorit bagi warga lokal maupun pengunjung dari luar negeri. (Red./As)
Editor: Nurul Khairiyah