JAKARTA (detikgp.com) – Seruan untuk melakukan demonstrasi secara damai tanpa merusak fasilitas umum ramai digaungkan warganet di media sosial. Ajakan ini muncul sebagai respons atas terbakarnya sejumlah fasilitas umum pada Jumat (29/8/2028).
Kepala Departemen Humas TransJakarta, Ayu Wardhan, menyebut ada tiga halte TransJakarta yang dirusak hingga dibakar pada malam kejadian.
“(Halte yang dibakar) Halte Polda, Halte Senen Toyota Rangga, dan Halte Sentral Senen,” kata Ayu melalui unggahan di media sosial.
Banyak warganet menyayangkan aksi perusakan tersebut. Mereka mengajak semua pihak untuk menjaga fasilitas publik agar tetap bisa dimanfaatkan bersama.
“Pengrusakan fasilitas publik sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Indonesia yang menjunjung gotong royong. Sudah saatnya kita mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga fasilitas publik agar manfaatnya bisa terus dirasakan oleh banyak orang,” tulis seorang warganet.
Selain menyerukan aksi damai, sejumlah warganet menduga pelaku pembakaran halte bukanlah bagian dari massa aksi, melainkan provokator yang sengaja menyusup.
“Kalau sudah bakar halte, itu bukan pendemo. Halte Senen terbakar malam hari, bukan saat aksi berlangsung. Tanpa mengecilkan aspirasi, mari kita lebih tenang. Fasilitas umum bukan untuk dirusak. Jangan sampai kita terprovokasi, karena yang rugi rakyat juga,” ujar seorang warganet.
Unggahan serupa juga dibagikan pengguna lainnya.
“Bangun tidur lihat update demo tanggal 29 kemarin, yang kelihatan malah halte dan gerbang tol kebakar. Rasanya nyesek banget. Halte sudah direnovasi bagus, malah dihancurin sama provokator,”
Warganet lain menilai aksi anarkis seperti pembakaran halte, stasiun, hingga penjarahan justru merugikan rakyat kecil.
“Kalau sudah sampai bakar halte, stasiun, bahkan menjarah, itu bukan lagi menyalurkan aspirasi, tapi memusuhi sesama rakyat! Bayangkan orang-orang yang setiap hari mengandalkan TransJakarta untuk bekerja, mereka yang paling kena dampak. DPR nggak ada yang naik TransJakarta!”
Seruan warganet senada: demonstrasi harus tetap fokus pada tujuan tanpa merusak fasilitas umum.
“Benci banget sama orang yang bakar halte. Bisa nggak demo tanpa anarkis? Jangan samain masyarakat dengan mereka yang sedang kita demo. Tolong, ayo fokus ke tujuan kita,”
Beberapa warganet juga mengingatkan pengalaman demonstrasi sebelumnya, di mana aksi perusakan diduga dilakukan pihak yang ingin mendiskreditkan massa aksi.
“Biasanya yang bakar-bakar fasilitas umum itu provokator atau massa bayaran. Berkaca dari demo Omnibus Law, ada yang bakar halte Sarinah ternyata bukan massa asli. Bahkan saat tragedi Mall Klender, ada yang menyusup, menjarah, lalu membakar,” (Red.)
Editor: Nurul Khairiyah