Dua Oknum TNI Ditangkap, Terlibat Pembunuhan Kepala Cabang BRI di Jakarta

JAKARTA (detikgp.com) – Sebuah kasus kejahatan yang menggemparkan kembali mencuatkan nama institusi militer dalam pusaran kriminalitas. Polisi Militer (Puspom) berhasil mengungkap keterlibatan dua oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dalam kasus pembunuhan tragis Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37). Kasus ini menjadi sorotan publik, tidak hanya karena korbannya merupakan pejabat bank, tetapi juga karena pelaku utamanya berasal dari matra TNI.

Konferensi pers yang digelar di Polda Metro Jaya pada Selasa (16/9/2025) menjadi momen terbukanya tabir kejahatan ini. Danpuspom Jaya, Kolonel CPM Donny Agus Priyanto, secara rinci membeberkan peran dua oknum tersebut, yaitu Serka N dan Kopda FH. Menurut keterangan Kolonel Donny, Serka N berperan sebagai fasilitator atau penghubung utama antara dalang kejahatan, yang diidentifikasi dengan inisial JP, dengan eksekutor di lapangan, Kopda FH.

Kasus ini memiliki rentang waktu perencanaan yang cukup terstruktur. Berdasarkan hasil penyelidikan Puspom, rencana penculikan terhadap Mohamad Ilham Pradipta mulai disusun sejak 18 Agustus 2025. Pada tanggal tersebut, Serka N menghubungi Kopda FH untuk menawarkan “pekerjaan” yang ternyata adalah aksi penculikan. Serka N, yang diduga mendapat perintah langsung dari JP, menjanjikan imbalan finansial yang menggiurkan bagi Kopda FH dan timnya.

Tawaran tersebut langsung ditindaklanjuti. Kopda FH, yang tergiur dengan imbalan yang ditawarkan, kemudian melakukan pertemuan dengan JP di sebuah kafe di wilayah Jakarta Timur. Pertemuan ini bertujuan untuk mematangkan rencana penculikan dan menyepakati detail-detail operasional. Dalam pertemuan tersebut, Kopda FH juga meminta uang operasional sebesar Rp5 juta sebagai modal awal untuk menjalankan aksinya, yang langsung dipenuhi oleh JP.

Pada 19 Agustus pukul 09.30 WIB, Serka N kembali melakukan kontak dengan Kopda FH. Komunikasi ini untuk memastikan kesiapan Kopda FH dalam melaksanakan rencana yang telah mereka susun. Tanpa ragu, Kopda FH menyatakan kesiapannya, menandai dimulainya fase persiapan eksekusi di lapangan. Setelah mendapat kepastian, Kopda FH segera bergerak cepat untuk mengumpulkan tim yang akan membantunya dalam “menjemput” korban.

Aksi yang direncanakan sebagai penculikan ini, pada akhirnya, berujung pada pembunuhan. Meskipun informasi detail mengenai kronologi pembunuhan belum dijelaskan secara menyeluruh oleh pihak berwajib, yang jelas, nyawa Mohamad Ilham Pradipta melayang di tangan para pelaku. Hal ini menambah daftar panjang kasus kriminal yang melibatkan oknum aparat, menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat tentang integritas dan pengawasan internal institusi.

Saat ini, kedua oknum TNI, Serka N dan Kopda FH, telah diamankan dan sedang menjalani proses hukum di Polisi Militer. Penyelidikan masih terus berlangsung untuk membongkar kemungkinan keterlibatan pihak lain. Puspom Jaya dan Polda Metro Jaya bekerja sama erat untuk memastikan semua pihak yang terlibat, baik yang memiliki peran langsung maupun tidak langsung, dapat dimintai pertanggungjawaban. Penanganan kasus ini secara transparan dan tuntas sangat dinantikan oleh publik.

Kasus ini menjadi pengingat bagi seluruh institusi, termasuk TNI, untuk memperketat pengawasan internal dan meningkatkan pembinaan moral bagi setiap anggotanya. Kepercayaan publik terhadap institusi harus dijaga dengan baik, salah satunya melalui penindakan tegas terhadap oknum-oknum yang mencoreng nama baik lembaga. Proses hukum yang adil dan terbuka diharapkan dapat memberikan efek jera, serta mengembalikan marwah institusi TNI sebagai garda terdepan penjaga keamanan dan kedaulatan negara. (Red./As) 

Editor: Nurul Khairiyah

DKI JakartaPolda Metro Jaya
Comments (0)
Add Comment