Hari Tani Nasional: Ribuan Petani Demo di DPR dan Monas, Tuntut Reforma Agraria Direspons Langsung Pemerintah

JAKARTA (detikgp.com) – Peringatan Hari Tani Nasional ke-65 pada Rabu, 24 September 2025, ditandai dengan gelombang demonstrasi besar di Jakarta. Ribuan petani dari berbagai serikat dan konsorsium, termasuk Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), berkumpul di dua titik utama—depan Gedung DPR/MPR RI dan kawasan Silang Monumen Nasional (Monas)—untuk menyuarakan tuntutan reforma agraria.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB ini diwarnai dengan tuntutan utama, yaitu “Reforma Agraria untuk Kedaulatan Pangan” dan “Tanah untuk Rakyat”, sebagai bentuk penolakan terhadap praktik perampasan tanah dan dorongan pemerataan akses lahan bagi masyarakat.

Demonstrasi ini merupakan gabungan kekuatan dari berbagai elemen, menunjukkan isu agraria menjadi perhatian lintas sektor. Kelompok yang terlibat dalam aksi di antaranya adalah:

  • Gabungan Serikat Petani Indonesia (SPI)
  • Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia (PPUKI) Provinsi Lampung
  • Koalisi Nasional untuk Reforma Agraria (KNARA)
  • Organisasi Mahasiswa seperti Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
  • Kelompok masyarakat sipil seperti Masyarakat Banten Bersatu (MBB), Komite Pejuang Pertanian Rakyat (KPPR), dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI 1992).

Aksi ini berfungsi sebagai momentum penting bagi petani untuk menyuarakan ketidakadilan dan masalah struktural di sektor agraria, dengan harapan dapat mempercepat proses pembaruan agraria yang sudah lama diperjuangkan.

Tuntutan para petani tidak hanya berhenti di jalanan. Menindaklanjuti aksi tersebut, perwakilan pemerintah pusat menerima aspirasi secara langsung di Ruang Rapat Aspirasi Gedung Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta.

Penerimaan aspirasi dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, termasuk Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro, dan Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Reza. Kehadiran pejabat dari tiga kementerian/lembaga berbeda ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendengarkan isu lintas sektor yang diangkat oleh petani.

Sementara itu, untuk menjamin aksi berjalan tertib dan damai, pihak kepolisian dan TNI telah menyiapkan persiapan keamanan berlapis.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Asep Edi Suheri, memimpin langsung apel kesiapan pada pukul 06.30 WIB di dalam Gedung DPR/MPR RI. Total personel gabungan yang dikerahkan untuk pengamanan mencapai sekitar 9.000 personel. Rinciannya meliputi:

  • Polri: Sekitar 7.000 personel.
  • TNI Gabungan: 1.400 personel.
  • Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (PEPR/PDAL): Sekitar 600 personel.

Kapolda Metro Jaya juga menekankan beberapa prosedur penting demi menjaga keamanan aksi, yaitu: pengecekan menyeluruh untuk memastikan semua personel tidak membawa senjata api maupun senjata tajam, serta penegasan bahwa personel tidak diperbolehkan mengeluarkan gas air mata tanpa instruksi pimpinan lapangan.

Aksi damai ini diharapkan dapat mendorong perubahan kebijakan yang lebih berpihak kepada kesejahteraan petani dan mempercepat proses perwujudan kedaulatan pangan nasional. (Red./As)

Editor: Nurul Khairiyah

Anda mungkin juga berminat