KOTA NEW YORK (detikgp.com) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato bersejarah di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar New York, Amerika Serikat. Dalam pidato yang penuh muatan kemanusiaan itu, Presiden menyerukan solidaritas global, penegakan hukum internasional, serta dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara bagi Palestina dan Israel.
Pidato diawali penghormatan Presiden kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Majelis Umum PBB Madame Analena Baerbock, dan para delegasi negara anggota. Presiden menegaskan kehormatan Indonesia untuk berbicara di forum yang mewakili hampir seluruh umat manusia. “Kita berbeda ras, agama, dan kebangsaan, namun kita berkumpul sebagai satu keluarga manusia,” ucapnya.
Presiden mengingatkan bahwa Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia lahir dari semangat kesetaraan dan martabat yang menginspirasi perjuangan kemerdekaan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun ia menilai dunia kini menghadapi ancaman serius berupa konflik, ketidakadilan, kemiskinan, hingga perubahan iklim. “Kebodohan manusia yang dipicu ketakutan, rasisme, kebencian, dan penindasan mengancam masa depan kita bersama,” katanya.
Dalam pidato yang mendapat perhatian luas, Presiden menceritakan pengalaman pahit rakyat Indonesia di bawah kolonialisme dan bagaimana PBB berperan mendukung kemerdekaan serta pembangunan awal Indonesia. Ia menegaskan Indonesia kini berdiri di ambang kesejahteraan bersama dan siap berkontribusi lebih besar bagi perdamaian dunia. “Kami bukan hanya berbicara, tetapi siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian,”
ujarnya. Indonesia bahkan menawarkan kesiapan mengirim hingga 20.000 personel untuk misi perdamaian di Gaza, Ukraina, Sudan, dan Libya bila diputuskan oleh PBB.
Presiden juga menyoroti komitmen Indonesia dalam ketahanan pangan dan penanggulangan perubahan iklim. Ia memaparkan keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras dan mulai mengekspor bantuan pangan, termasuk ke Palestina. Di sisi lain, Indonesia membangun tanggul laut raksasa untuk melindungi ibu kota dari kenaikan muka air laut serta menargetkan emisi nol bersih lebih cepat dari 2060. “Kami memilih menghadapi perubahan iklim bukan dengan slogan, tetapi dengan langkah nyata,” tegasnya.
Dalam isu Palestina, Presiden menyerukan agar dunia tidak diam terhadap penderitaan warga sipil di Gaza dan menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara. “Hanya dengan kemerdekaan Palestina dan jaminan keamanan Israel, kita dapat mewujudkan perdamaian sejati,” katanya, sambil mengajak semua agama hidup berdampingan sebagai satu keluarga manusia.
Pidato ditutup dengan pesan harapan dan optimisme agar para pemimpin dunia menunjukkan kenegarawanan, menahan diri, mengatasi kebencian, dan bekerja sama membangun masa depan yang damai. “Ini mungkin mimpi, tetapi mimpi indah yang harus kita wujudkan bersama,” tutup Presiden disambut tepuk tangan para delegasi.
Dengan pidato ini, Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai negara demokratis besar yang berkomitmen pada multilateralisme, keadilan sosial, dan perdamaian dunia. (Red./As)
Editor: Nurul Khairiyah