Anak Zaman Sekarang Beda, Ayah Bunda Perlu Aktifkan Peran Interpersonalnya

 

Oleh: Firman J (Founder & CEO Bina Talenta Unggul)

Pernah merasa anak makin sulit diajak bicara? Atau seperti tidak mendengarkan kita, padahal kita merasa sudah menasihati dengan baik? Tenang, Ayah Bunda tidak sendiri. Banyak orang tua mengalami hal serupa—dan salah satu alasannya: anak zaman sekarang butuh pendekatan yang berbeda.

Anak-anak generasi sekarang (Z dan Alpha) tumbuh di era digital. Mereka kritis, terbuka, dan tidak mudah tunduk hanya karena orang tuanya bilang “kata Ayah/Ibu begitu”. Mereka butuh orang tua yang bukan cuma hadir secara fisik, tapi juga hadir secara emosional dan relasional.

Nah, di sinilah pentingnya Ayah Bunda memahami dan mengaktifkan yang disebut sebagai peran interpersonal.

Apa Itu Peran Interpersonal?
Secara sederhana, peran interpersonal adalah cara kita terhubung dengan orang lain: mendengar, memahami, membimbing, menguatkan. Dalam dunia parenting, ini berarti menjadi orang tua yang bukan hanya menyuruh, tapi juga mendampingi.

Beberapa contoh peran interpersonal yang sangat dibutuhkan anak:
– Mentor: Memberi arahan dengan pengalaman hidup, bukan sekadar teori.
– Coach: Mendorong anak berpikir sendiri, bukan memaksa menurut kata orang tua.
– Counselor: Mendengarkan perasaan anak tanpa menghakimi.
– Motivator: Mendorong semangat anak di saat mereka jatuh atau kecewa.

Kenapa Ini Penting?
Karena anak zaman sekarang tidak butuh orang tua yang sempurna. Mereka butuh orang tua yang mau mendengarkan, yang bisa diajak ngobrol, yang bisa menjadi tempat pulang ketika dunia terasa berat.
Kalau orang tua hanya jadi “penilai” atau “pengawas”, anak akan mencari sosok pendamping di luar rumah—dan kadang itu bukan tempat yang tepat.

Bagaimana Cara Mengaktifkan Peran Ini?
Tenang Ayah Bunda, kita tidak harus langsung sempurna. Tapi kita bisa mulai dengan hal-hal kecil seperti:
– Mendengarkan lebih banyak, menasihati lebih sedikit. Kadang anak hanya ingin dimengerti, bukan dihakimi.
– Memberi ruang anak untuk mencoba dan salah. Bukan karena kita ingin mereka gagal, tapi karena itu bagian dari proses belajar.
– Beri afirmasi yang jujur dan membangun. Misalnya, “Ibu senang kamu mau berusaha, walaupun belum berhasil,” jauh lebih bermakna daripada hanya berkata, “Nilaimu jelek.”

Menjadi Orang Tua Zaman Now
Anak kita bukan kita versi kecil. Mereka lahir di zaman yang berbeda, tantangan yang berbeda, dan cara belajar yang berbeda. Maka, peran kita pun perlu berkembang.

Kita tidak bisa lagi hanya jadi orang tua yang menyuruh. Kita perlu jadi coach, mentor, teman bicara, dan tempat mereka merasa diterima.
Karena pada akhirnya, anak yang dekat secara emosional dengan orang tuanya akan tumbuh lebih kuat menghadapi dunia luar.

Yuk Ayah Bunda, aktifkan peran interpersonal kita—demi tumbuh kembang anak yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih siap menghadapi masa depan.

 

Anda mungkin juga berminat