SAMOSIR (detikgp.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) menggelar perayaan Hari Ulos Nasional yang dikemas dalam acara Semarak Peradaban Batak, bertempat di Water Front Pangururan.
Kegiatan ini diisi dengan lomba musik dan tari kreasi tradisional tingkat SD dan SMP antar-kecamatan se-Kabupaten Samosir. Sebanyak 360 peserta dari 9 kontingen SD dan 9 kontingen SMP yang mewakili masing-masing kecamatan turut ambil bagian.
Mengusung tema “Merayakan Warisan, Menyatukan Generasi”, acara dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk.
Pertunjukan musik gondang, tarian kreasi, serta ragam ulos yang dikenakan para peserta menjadi tontonan menarik bagi ribuan pengunjung. Para peserta menampilkan kebanggaan terhadap budaya Batak melalui harmoni musik, gerak tari, dan keindahan busana tradisional.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, SAB Rudi S.M. Siahaan, sejumlah pimpinan OPD, Ketua TP PKK Ny. Kennauli A. Sidauruk, Ketua LAB Pantas M. Sinaga, serta jajaran MKKS dan K3S Kabupaten Samosir.
Dalam sambutannya, Wabup Ariston menyampaikan apresiasi atas inisiatif kegiatan yang menjadi wadah bagi generasi muda untuk mencintai budaya Batak.
“Kita ingin anak-anak SD dan SMP tetap mencintai budaya warisan leluhur. Walau merantau, jangan pernah lupa asal dan identitas sebagai orang Batak dari Samosir, titik nol peradaban Batak dan daerah pariwisata,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa ulos bukan sekadar kain, melainkan simbol kehangatan dan kasih sayang yang diwariskan leluhur.
“Budaya adalah keindahan yang dipertontonkan dengan seni dan perasaan. Saya mendukung penuh kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan terhadap seni dan budaya Batak,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Disdikpora Samosir, Ronal Sinaga, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara kepala sekolah melalui forum MKKS dan K3S sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya.
“Samosir memiliki 195 sekolah dasar dan 34 SMP di 9 kecamatan. Masing-masing kecamatan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba. Ini adalah bentuk kerja keras mempertahankan identitas budaya Batak di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju,” ungkapnya.
Ketua panitia, Eybarda Simbolon, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi wadah bagi siswa untuk menampilkan kemampuan musik dan tari tradisional sekaligus memperingati Hari Ulos Nasional.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal,” ujarnya. (Red./Rps)
Editor: Nurul Khairiyah