KABUPATEN BEKASI (detikgarudaperkasa.com) – Menjelang kontestasi Pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2024 mendatang, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi yang juga Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Saeful Islam, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menolak politik uang (money politik) karena dapat merusak demokrasi.
Dirinya pun berharap agar pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bekasi mendatang bisa berjalan dengan baik, jujur, tanpa adanya intrik-intrik sosial seperti money politik. Meskipun diakuinya politik tidak mungkin tanpa adanya uang, tetapi ketika uang trlah membeli suara maka itulah yang dapat merusak demokrasi.
“Iya harapannya money politik bisa diminimalisir. Karena kenyataannya di Bekasi sekarang ini seorang calon pemimpin tidak dilihat dari kualitas, kapasitas dan integritas, tetapi dari isi tas,” ungkapnya kepada para awak media.
Pria yang kembali terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bekasi periode 2024-2029 ini, menegaskan jika isi tas jangan menjadi bagian utama dari calon seorang pemimpin di Kabupaten Bekasi, tetapi yang terpenting melihat kualitas, kapasitas dan integritasnya.
“Kalau belum apa-apa orientasinya sudah ke materi bagaimana kita mau membangun Bekasi. Kasihan temen-temen yang mempunyai kapasitas dan kemampuan membangun Bekasi, tetapi karena enggak punya isi tas jadi mundur teratur,” ungkapnya.
“Terjadinya money politik karena masyarakat kita juga. Entah karena janji politik yang tidak ditepati, atau ada faktor lain sehingga masyarakat menjadi sangat materialistis. Dan ini tentunya sangat disayangkan. Untuk meminimalisir hal tersebut tentunya menjadi tugas seluruh elemen masyarakat untuk mengkampanyekan bahwa money politik itu bisa merusak demokrasi,” tegasnya.
Saeful melihat sekarang ini kontestasi Pilkada Kabupaten Bekasi akan diramaikan oleh calon bupati (cabup) yang telah dan sedang menjabat Bupati Bekasi, seperti Akhmad Marjuki yang pernah menjadi Plt Bupati Bekasi dan Dani Ramdan yang sekarang menjadi Penjabat Bupati Bekasi.
“Selain itu ada juga anak muda yaitu Ade Kuswara Kunang, selain anak muda beliau juga punya orangtua yang juga tokoh Bekasi. Saya pikir selain nama-nama itu mungkin ada nama lain yang belum muncul ya, atau nanti ada figur kuda hitam lain yang muncul,” terangnya.
Disinggung apakah ada koalisi besar partai politik dalam Pilkada Kabupaten Bekasi mendatang, Saeful memandang jika kemungkinan itu tetap ada, karena politik itu dinamis. “Kalau ada koalisi besar bisa antara dua atau tiga paslon ya, karena paslon independen sudah tidak ada, tinggal paslon dari parpol atau gabungan parpol,” tandasnya.
Disinggung mengenai isu primordialisme menjelang Pilkada Kabupaten Bekasi mendatang, Saeful memandang jika isu primordialisme sudah sangat kecil kemungkinannya, karena Kabupaten Bekasi merupakan kota industri sehingga masyarakat Bekasi sudah sangat majemuk. Dan isu sara dan primordial sangat kecil kemungkinannya.
“Tinggal bagaimana putra putri terbaik Bekasi, orang asli Bekasi, bisa memperlihatkan kemampuannya dan mengaktualkannya dalam visi misinya. Tunjukkan kalau orang Bekasi mampu memimpin Bekasi. Yang jelas orang Bekasi yang punya kualitas, kalau hanya isi tas khawatir dia akan distir lagi oleh orang lain,” tandasnya. (zal)